Posts

Tambang, Antara Anugrah dan Petaka

Image
Belakangan viral film dokumenter "Sexy Killers". Dokumenter itu menggambarkan bagaimana usaha pertambangan merusak lingkungan hidup dan gurita pemain usaha pertambangan batubara. Sebagai orang berkecimpung di dunia pertambangan dan kebetulan saat ini ada di Batubara, Informasi-informasi seperti itu bukan hal baru. Saya telah melihat banyak konflik sosial dan lingkungan yang disebabkan aktivitas pertambangan. Pertambangan telah merubah kehidupan sosial di masyarakat dan perubahan rona bumi. Setiap perubahan tentu menghasilkan efek negatif dan positif, ada yang bisa menerima dan melakukan adaptasi tetapi tidak sedikit yang menolak. Apakah perusahaan tambang tidak melakukan pengendalian dampak? Setiap tahun kami melaporkan dan mempresentasikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada Kementerian ESDM yang diantaranya membuat laporan tahun sebelumnya dan rencana tahun berikutnya pemeliharaan dan pemantauan lingkungan, pemberdayaan masyarakat, pengembangan SDM, Kese

Geo Religi (Tafakur 1)

Image
Ini mungkin istilah baru, iseng-iseng saya angkat. Sedikit mungkin yang memikirkannya atau tidak terpikirkan sama sekali. Dua minggu pertama Ramadhan ini saya tinggal di sebuah pulau yang saya tidak pernah bertemu dengan penduduk selain para pekerja tambang. Saya biasakan setiap hari doa pagi di pantai menyambut sunrise dan doa sore melepas sunset . Ada kesyahduan dan kekhusyukan yang menyatu dengan alam. Sejenak ditenangkan dari kepenatan jiwa dan kegundahan hati.  Sepanjang pantai begitu banyak saya temui jejak-jejak kehidupan makhluk masa lampau. Tersingkap batuan laut dalam yang bercerita di permukaan tentang masa pembentukannya. Sementara di belakang berjejer perbukitan batuan ultramafik mengisahkan kekuasaan Allah sehingga bisa begitu kokoh membentuk morfologi pulau ini. Alam pikiran saya seperti terbawa ke masa itu. Masa ketika batuan itu terbentuk. Saat perbukitan itu masih belia. Waktu fosil-fosil itu masih bermain-main sekitar laut. Masa lalu terlalu lampau, ribuan bahka

Good Mining Practice

Image
Abstract Good Mining Practice (GMP) is the development of good mining activities, criteria, norms and principles so that the utilization of mineral resources can provide optimal benefit and minimal negative impact. This include licensing, mining techniques, safety and occupational health, environment, relation between upstream and downstream, conservation and added value and development of the local community in the framework of existing laws, regulations and standards. Mining is sustainable operation. Efforts in finding new deposits and processing technology progress have been successful in increasing mineral reserve which has otherwise been considered as marginal deposit to be exploited. Good governance and company as component of this implementation plan maintain and encourage mining activities as well as to obtain better social and economic benefits in developing mineral resources in indonesia, a concept on good mining practice should be encouraged. So, with mining will get

REKLAMASI LAHAN TERKENA DAMPAK AKTIVITAS PERTAMBANGAN

Image
PENDAHULUAN Pembangunan bidang pertambangan berwawasan lingkungan adalah kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara yang mempunyai kekayaan bahan ekonomis pada tanah dan airnya. Perlindungan lingkungan diperlukan agar sumberdaya alam bisa diproduksi dengan memperhatikan kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang. Masalah utama yang timbul pada wilayah aktivitas tambang adalah perubahan lingkungan. Perubahan kimiawi terutama berdampak terhadap air tanah dan air permukaan, berlanjut secara fisik perubahan morfologi dan topografi lahan. Lebih jauh lagi adalah perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna, serta penurunan produktivitas tanah karena menjadi tandus atau gundul. Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan upaya reklamasi. Selain bertujuan untuk mencegah erosi atau mengurangi kecepatan aliran air limpasan, reklamasi dilakukan untuk menjaga lahan agar tidak labil

New Paradigm for Mine Closure Planning

Mine closure has become the world issue. It is proven by many international conference such as “Mine Closure 2010 (MC10)” held on November 23rd-26th 2010 in Vina del Mar, Chile, a country which lately became the world’s interest because of its succeed in rescueing 33 miners who trapped inside underground mine. This mine closure conference was the fifth conference held by The Australian Centre for Geomechanics and the Centre for Land Rehabilitation at the University of Western Australia and they plan to hold it in 2011 in Alberta, Canada. It was noted that there are 64 papers from 18 countries presented in the conference. One of mine closure paradigm discussed in the conference is Legacy-based Framework for Mine Closure which came from stakeholders’ interest especially towards social and environmental effect caused by mining projects. The social and environmental effect is legacy of mining companies towards surrounding people. This legacy will be left and felt by surr

GEOLOGIST RAMAH LINGKUNGAN

Pernah saya mendengar pernyataan seorang teman yang menyatakan geologist adalah perusak lingkungan atau yang menyebabkan perubahan keseimbangan alam. Yang dimaksud teman itu mungkin geologist yang masuk ke dunia tambang mineral dan batubara, perminyakan, dan rekayasa geologi untuk keperluan sipil, bukan akademisi yang penelitian untuk perkembangan ilmu geologi atau yang menekuni dan aktif dalam mitigasi bencana geologi. Benarkah sebagian profesi geologist itu merusak alam? Saya mencoba mengungkapkan dalam perspektif yang netral. Saat ini mungkin paling banyak menyerap tenaga ahli geologi adalah dunia pertambangan dan perminyakan (asumsi penulis). Geologist bagi investor bak pahlawan yang menunjukkan lokasi harta karun tersimpan. Bagi aktivis lingkungan samara-samar terdengar, geologist laksana kunci kejahatan alam, mungkin berlebihan tetapi ini memang pernah terdengar seperti itu. Aktivitasi operasi produksi kandungan kekayaan alam di bawah permukaan daratan dan lautan bumi

Geolog, Geologist, atau Ahli Geologi?

Seorang lulusan kampus geologi dan bekerja di bidangnya sebenarnya disebut geolog, geologist, atau ahli geologi? Mungkin ini tema iseng bagi sebagian orang tetapi sedikit menggelitik buat saya. Jika kita membuka lowongan kerja di petromindo.com hari ini, kita akan melihat lowongan tenaga geologi selalu disebut geologist, walaupun lowongan itu berbahasa Indonesia, sangat jarang saya melihat atau membaca profesi ini dengan geolog atau ahli geologi. Tetapi kenapa harus geologist? Bukankah itu belum disadur ke dalam bahasa Indonesia ? Memang kadang ada nilai rasa aneh dan asing jika nama kita dilekatkan dengan geolog (tidak familiar) atau ahli geologi (ada rasa belum pantas disebut ahli). Tenaga geologi hadir dalam berbagai spesifikasi. Ada yang sebagai akademisi dan ada yang sebagai praktisi di bidang pertambangan, perminyakan, perencanaan kota dan wilayah, power, pekerjaan sipil dan geoteknik. Mereka umumnya dikenal sebagai geologist atau kadang disingkat geos. Pemakaian istilah